Site icon Carmudi Indonesia

Test Drive Toyota Raize 1.0 Turbo: Rasa di Balik Kemudi dengan Tenaga Mumpuni

Seminggu setelah resmi diluncurkan, saya dari Carmudi bersama dua jurnalis media lain berkesempatan untuk test drive Toyota Raize 1.0 Turbo dengan menempuh rute perjalanan Jakarta-Tangerang sejauh 80 km, Jumat, 7 April 2021.

Test drive Toyota Raize Jakarta – Tangerang. (Foto: Carmudi/Dimas)

Kami bertiga kebagian mencicipi mobil Raize 1.0T GR Sport, atau satu level di bawah varian tertinggi 1.0T GR Sport TSS.

Ya, impresi berkendara SUV kompak anyar besutan Toyota ini bisa dibilang jadi pengalaman menarik.

Sebelum test drive Toyota Raize dimulai, sekilas timbul pertanyaan, “Selera orang mulai bergeser ke SUV atau crossover, lalu apa Raize masih fun to drive dalam hal akselerasi?”

Pertanyaan tersebut tentu saja berkaitan dengan bekalan mesin Toyota Raize 1.0 yang dilengkapi turbo. Memang, pada semester kedua nanti kabarnya akan muncul Raize bermesin 1.2 liter, tapi varian unggulannya tetap 1.0 Turbo ini.

Mesin Toyota Raize 1.0 Turbo. (Foto: Carmudi/Bajo)

“Nah, apa mesinnya masih enggak kekecilan?” masih pikir saya.

Jawabannya: “Tidak”.

Performa Mesin Toyota Raize

Toyota Raize 1.0 Turbo menggendong mesin 1KR-VET 3 silinder turbo, segaris, 12 valve DOHC dengan VVT-i.

Mesin ini memiliki kubikasi 998 cc berkekuatan 96 Hp pada 6.000 rpm dan torsi puncak 140 Nm pada 2.400-4.000 rpm.

Dengan tiga orang dewasa di dalam kabin, performa mesin Toyota Raize cukup baik. Injakan pelan pada pedal gas pada awal perjalanan benar-benar menggerakkan mobil secara halus.

Memasuki jalan perkotaan, putaran mesin pada kecepatan sedang (30-40 km/jam) cukup halus dan responsif. Kinerja CVT-nya pun dari sini kami nilai sangat baik.

Tantangan mulai terasa saat menuju lantai 13 parkiran Kuningan City atau lebih dikenal Tanjakan 13.

Selama di tanjakan memutar ini, Raize kami sukses menaklukkannya dengan baik. Di samping handling yang enteng, mesin pun bekerja dengan santai.

Selain tenaga mesin yang baik, kami pun menguji fitur Hill Start Assist di tanjakan ini. Hasilnya, tak ada raungan mesin berlebih ketika mobil hendak jalan lagi.

Tes Hill Start Assist Toyota Raize. (Foto: Carmudi/Dimas)

Setelah dari sana, perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Indah Kapuk (PIK) di mana kami berkesempatan menginjak pedal Raize lebih dalam.

Melihat area jalanan tol telah aman, saya sebagai supir langsung tancap gas hingga 120-130 km/jam.

Fungsi turbo benar-benar terasa di sini, sekilas penglihatan saya, dorongan tambahannya sangat terasa memasuki kecepatan 94 km/jam. Dengan begitu, keraguan akan tenaga mesin 1 liter Raize ini bisa terjawab.

Namun sayangnya, mendekati 130 km/jam saya merasa mobil agak limbung. Prediksi kami itu terjadi karena bobot Raize yang 1.025 kg terlalu ringan.

Tarikan mesin kembali diuji ketika kami menempuh perjalanan dari PIK menuju destinasi akhir ke Alam Sutera, Tangerang. Hasilnya, ya tetap sama.

Tapi maaf, selama test drive saya tidak mencoba paddle shift-nya. Saking terpaku sama akselerasi matiknya yang bagi saya sudah cukup sporty di kelasnya, sampai-sampai lupa dengan keberadaan fitur tersebut.

Handling

Kabin Toyota Raize dari jok penumpang. (Foto: Carmudi/Dimas)

Dirasa cukup bahasan soal performa mesin, kini beralih pada sisi handling.

Toyota Raize sebagai kendaraan kompak memang menghadirkan handling yang sangat ramah dan cenderung simpel khas city car.

Pada putaran mesin atas, fitur Vehicle Stability Control (VSC) benar-benar sangat membantu mobil tetap stabil. Di kecepatan medium manuver tajam atau zig-zag terasa lincah.

Namun perlu saya akui, pengendalian kemudi Toyota Raize yang ringan ini cukup riskan pada kecepatan tinggi karena beberapa kali mobil agak ‘ngebuang’ saat pindah lajur di tol.

Kenyamanan

Selain mesin, salah satu poin yang sangat menjadi sorotan dari Toyota Raize adalah kenyamanannya.

Faktor pendukung kenyamanan di dalam kabin Raize seperti jok, kelegaan kaki dan kepala, kompartemen, port USB charge, hingga entertainment saya menilai baik jika dibandingkan dengan para pesaing sekelasnya.

Dengan banderol harga Rp 219,5-265,9 juta, Toyota Raize kami nilai masih cukup affordable.

Namun ada beberapa kelemahan yang patut jadi perhatian Carmudian yang menginginkan mobil ini.

Suara gruduk kala Raize melewati aspal kasar atau jalanan paving block sangat terasa sekali. Apalagi saat ketemu polisi tidur atau jalan berlubang, bantingannya sangat terasa. Di sini saya menilai Toyota Agya masih lebih baik.

Bagasi

Tak melulu soal rasa berkendara, Toyota Raize yang digadang sebagai mobil keluarga kecil, kapasitas angkut barang pun harus dibahas.

Menariknya, Toyota Raize memiliki bagasi dengan volume cukup besar.

Bagasi Toyota Raize dipenuhi barang. (Foto: Carmudi/Dimas)

Pengujian bagasi ini dilakukan oleh kami dengan menjejalinya barang-barang bawaan yang banyak, sekitar 30-an item berukuran sedang.

Di atas kertas, volume bagasi Toyota Raize mencapai 369 liter dengan dimensi 755 x 1.000 x 865 mm (PxLxT).

Dengan ukuran tersebut, Toyota Raize sangat layak menjadi kendaraan akomodasi keluarga sehari-hari.

Kesimpulan

Punya gaya ala SUV atau crossover, Raize dirasa lebih cocok sebagai city car murni. (Foto: Carmudi/Dimas)

Dari test drive Toyota Raize yang sudah dilakukan, mesin 1 liter Turbo dianggap sudah lebih dari cukup. Performa mesin pada putaran bawah, tengah, dan atas punya keunggulan dan sensasi masing-masing.

Toyota Raize sepertinya lebih cocok disebut sebagai city car yang punya gaya offroad tangguh ala SUV atau crossover. Ya, gaya luarnya saja.

Atas dasar tersebut, segala kelemahan Toyota Raize yang disebutkan di atas bisa diabaikan.

Simak juga video review Toyota Raize persembahan Carmudi berikut ini:

Baca Juga:

Penulis: Dimas Hadi

 

Exit mobile version