Reviews

Review Toyota Venturer, Kasta Atas Keluarga Kijang

Review Toyota Venturer, versi mewah Innova Reborn

Review Toyota Venturer – Setelah lebih dari tiga dekade mengaspal di Indonesia, Toyota Kijang terus berevolusi. Kini, Kijang tidak lagi mobil rakyat setelah Toyota merilis Venturer sebagai varian tertinggi mobil Toyota Innova sebagaimana Veloz pada Avanza atau Vellfire pada Alphard.

Perubahan total hadir mulai dari sisi eksterior dan menjamah hingga sektor interior Toyota Venturer. Varian ini berusaha meninggalkan kesan MPV jadul dengan pernik yang lebih mewah dan dilengkapi dengan fitur-fitur yang lebih modern.

Dengan demikian, segmentasi pasar otomatis juga berubah. All New Toyota Venturer kini mengincar kalangan keluarga menengah ke atas. Toyota menghadirkan Venturer untuk memikat segmen konsumen berusia matang, di antaranya mantan pengguna Kijang Innova yang ingin naik kasta.

Segmen pengguna mobil dengan harga hampir setengah miliar rupiah ini adalah konsumen peralihan dari Innova Q yang ingin punya Fortuner. Dengan harga lebih murah dari Fortuner, Venturer jadi pilihan yang cocok. Venturer masih mewariskan DNA Kijang dan Fortuner sekaligus yang menjadi mobil tangguh karena mempertahankan rangka ladder frame.

Secara garis besar, penampilan Venturer tak ada ubahnya dengan Innova Reborn. Namun, kita bisa melihat perbedaannya pada detail-detail seperti headlamp projector terkini yang terlihat lebih sipit hampir menyerupai Ranger Rover Evoque. Selain itu, aksen krom tampak hadir di bagian lis gril, ornamen pintu belakang, dan lis jendela samping.

Interiornya tak kalah mewah dengan MPV boxy premium, karena Venturer sudah memakai kursi tengah model captain seat yang terkenal nyaman dan lega. Panel-panelnya dipercantik dengan panel kayu layaknya mobil premium.

Hanya sedikit disayangkan, desain interior Venturer mirip Toyota Kijang Innova Reborn tipe Q. Supaya tidak makin penasaran, yuk kita ulas sosok Toyota Venturer dalam review singkat di bawah ini.

Eksterior Macho ala Toyota Venturer

toyota venturer

Saat melihat sosok Venturer, agak sulit membedakannya dengan Innova bila kita tidak melihat emblem belakangnya. Dengan basis dari Innova Reborn, desain Venturer secara umum memang mirip. Perbedaan fisik dengan Innova yaitu pada aksen krom dan panel body kit hitam doff.

Venturer hadir untuk kalangan mature yang sudah susah move on dari keluarga Kijang. Itulah mengapa Toyota masih mempertahankan gaya minibus jadul pada Venturer dengan sasis ladder frame. Desainnya begitu mirip Innova Reborn seperti gril dan lampu utama yang berbentuk sipit. Sementara itu, lampu belakang bergaya bumerang.

Toyota juga merancang desain Venturer dengan konsep semi SUV. Jadi seperti Yaris Heykers dengan aksen over fender dan panel skirt hitam berikut pelek 17 inci black alloy supaya terkesan macho. Kaca headlamp pun dibuat gelap dengan smoke style serta lampu heksagonal multi reflektor yang lebih tajam.

Dengan desain seperti MPV kelas medium, tentu dimensi Venturer tidak sebongsor Voxy. Toyota Venturer memiliki dimensi panjang 4.735 mm, lebar 1.835 mm, tinggi 1.795 mm, dan jarak poros roda (wheelbase) 2.750 mm.

Review Interior Toyota Venturer: Mewah ala MPV Boxy

Toyota Venturer

Interior Toyota Venturer dibekali dengan Black Leather Seat, menambah kesan elegan dan mewah

Sekalipun tampang luarnya kurang berkelas karena bukan MPV boxy, Venturer tetaplah MPV dengan kenyamanan yang jempolan. Venturer ini seperti memaksakan Innova sebagai MPV kelas menengah yang ‘kemahalan’. Artinya, banyak fitur dari MPV boxy seperti Voxy yang dijejali ke kabin Venturer.

Desain interior Toyota Venturer memiliki konsep seperti layaknya sebuah ruang keluarga atau living room dengan ambient light. Pencahayaannya bisa diatur dengan pilihan warna cahaya sesuai selera atau mood. Jok kulit dan kursi tengah captain seat membuat kasta Venturer setara Voxy.

Namun demikian, konfigurasi jok kulit dan kursi tengah captain seat menjadikan interior Venturer terkesan elegan dan mewah. Material yang digunakan pun tidak sembarangan, karena pada bagian dasbor dan doortrim dipercantik dengan panel kayu layaknya sedan Eropa. Panel speedometer mengusung teknologi MID TFT yang menunjukkan berbagai informasi penting saat berkendara.

Toyota Venturer

Desain dasbor serta sistem entertainment kelihatan semakin mewah

Tombol steering switch di setir memberikan kemudahan bagi pengemudi untuk mengatur audio, teleponi serta mengakses interface menu di MID. Toyota Venturer membuat penumpang bisa memakai laptop dengan nyaman karena adanya seatback table.

Segitu doang? Oh, masih banyak lagi fitur mewah lainnya di Venturer.

Venturer sudah memiliki rear seat console tray dengan port 12 V yang bisa digunakan sebagai gadget charger. Untuk hiburan, tersedia head unit 8 inci dengan dukungan miracast dan voice command.

Kita bisa melakukan koneksi dengan smartphone melalui sinyal wifi sehingga bisa menikmati sajian langsung video streaming dari Youtube. Terakhir, kenyamanan pengemudi dan penumpang didukung fitur Auto AC yang bisa mengatur suhu ideal secara otomatis.

Review Performa Toyota Venturer: Mirip Innova Reborn

Modifikasi Innova

Modifikasi Innova karya Innova Community

Review Toyota Venturer kali ini juga membahas aspek performa. Kalau kita membahas soal spesifikasi mesin Venturer, tak ubahnya kita menyinggung Innova Reborn.

Pasalnya, kedua mobil tersebut memakai jenis mesin yang sama. Venturer tersedia dalam dua pilihan mesin yaitu mesin bensin 2.000 cc dan diesel 2.400 cc. Sementara itu, pilihan transmisinya ada 5-percepatan manual dan 6-percepatan otomatis.

Mesin bensin menggunakan tipe 1TR-FE Dual VVT-I 2,0 liter yang menghasilkan tenaga sebesar 139 Hp pada 5.600 Rpm dan torsi maksimum hingga 176 Nm pada 4.000 rpm. Kemudian mesin dieselnya bertipe 2GD-FTV 2.4 liter memproduksi tenaga 149 Hp pada 3.400 Rpm dan torsi maksimum mencapai 359 Nm pada 2.800 Rpm.

Mesin diesel 2GD racikan Toyota kini menjadi primadona karena menawarkan tenaga yang jempolan dengan karakter sangat responsif. Selain itu, torsinya besar sekaligus irit dalam penggunaan bahan bakar berkat sistem commonrail di mesin 2GD yang juga terkenal badak alias tangguh.

Belajar dari pengalaman yang ada, Toyota menyempurnakan sistem commonrail agar tidak ‘batuk-batuk’ saat diisi solar bersubsidi. Ini membuat Venturer dijamin tidak bermasalah saat harus melintasi wilayah terpencil dan diisi solar bersubsidi. Sebagai konsekuensinya, performa mesin jadi kurang responsif dan tarikan Venturer jadi seperti kurang bertenaga saat tarikan awal.

Selain itu, filter solar jadi lebih cepat kotor karena harus menyaring solar terus-menerus dengan kualitas kurang bagus. Untuk mengatasinya, cukup dengan mengganti filter solar yang baru saat servis rutin supaya performa tetap prima.

Kesimpulan Review Toyota Venturer

Toyota Venturer punya lawan yang cukup tangguh, karena akan berhadapan langsung dengan Nissan Serena, Mazda Biante, dan Mitsubishi Delica. Dari sekian banyak kompetitor, cuma Venturer yang berwujud MPV biasa. Nissan Serena, Mazda Biante, lalu Delica hadir sebagai MPV boxy yang punya desain kabin yang lebih lega.

Berdasarkan review singkat tadi, kita bisa tahu bila Toyota Venturer sesungguhnya adalah Innova Reborn yang dipercantik agar penampilannya terlihat macho dan sangar. Kemudian, interiornya diperkaya dengan fitur yang semakin komplit untuk memanjakan penumpang dan pengemudi.

Kelemahan Toyota Venturer sendiri ada pada opsi mesin diesel yang masih terasa berisik dan fitur yang hampir seluruhnya mirip dengan Innova Q. Ini membuat Venturer terkesan hanya sebagai versi mahal dari Innova tipe Q.

 

Penulis: Yongki Sanjaya

Editor: Dimas

Baca Juga:

Mencicipi Toyota GR Supra di Sirkuit Sentul, Adrenalin Menetes Kencang

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts