Review Aprilia SR-GT 200: Anak Kota yang Jago Blusukan
Ungkapan “anak kota yang jago blusukan” rasanya pas disematkan pada Aprilia SR-GT 200 yang akan Carmudi review kali ini.
Aprilia SR-GT 200 sendiri tergolong sebagai produk baru di Indonesia. PT Piaggio Indonesia sebagai pihak yang menggawangi merek Aprilia meluncurkannya pada Juli 2022 lalu.
Jangan gampang terkecoh dengan angka “200” pada namanya, karena sejatinya produk ini menggendong mesin dengan kapasitas 174 cc.
Tanggung memang.
Seperti diketahui mayoritas skuter matik bongsor yang ada di Indonesia dibekali mesin 150 cc atau langsung naik ke 250 cc.
Namun, biarlah SR-GT 200 dengan mesinnya tersebut menjadi pilihan di tengah-tengah. Walaupun dengan harga yang lebih mepet ke kategori 250 cc.
Review Impresi Berkendara Aprilia SR-GT 200
Bicara impresi berkendara maka tak akan jauh-jauh dari posisi duduk dan interaksi-interaksi yang ada antara rider dan kendaraan.
Terkait hal itu, SR-GT 200 cocok bagi mereka yang mencari kenyamanan. Duduk di atas motor ini terasa santai dan posisi badan yang cenderung tegak.
Posisi setang ditaruh agak tinggi. Dengan begitu badan tak cepat merasa lelah saat berkendara.
Namun, hal yang lebih penting lagi, posisi stang yang tinggi itu membuat pengendalian jadi lebih gampang terutama ketika bertemu jalan rusak atau non aspal.
Posisi duduk yang nyaman pun ditunjang dengan jok empuk, tapi sayangnya hal ini cuma untuk berlaku di bagian depan.
Beberapa orang yang sempat dibonceng skuter matik ini justru mengeluhkan jok yang keras di belakang.
SR-GT 200 itu sendiri bukan motor yang pendek. Menurut lembar spesifikasinya, produk ini memiliki tinggi jok 799 mm. Terasa agak tinggi bahkan untuk seseorang dengan postur tubuh 179 cm.
Sementara itu desain dek untuk kaki pengendara tidak rata alias dibagi dua. Mirip kebanyakan skuter matik gambot.
Dek tersebut menawarkan setidaknya tiga posisi kaki; netral, rileks (ke depan), dan sporty (ke belakang).
Namun, khusus posisi rileks terasa kurang natural karena sudut kemiringan deknya masih terlalu tegak.
Asyik Diajak Blusukan
Carmudi membawa SR-GT 200 menengok keindahan alam perkebunan teh di daerah Cianten, Kabupaten Bogor.
Itu berarti rutenya melewati jalur kaki Gunung Salak yang tak selamanya mulus. Sebagian besar memang sudah aspal dan beton, tapi banyak juga yang permukaannya rusak.
Pemilik SR-GT 200 boleh berbangga hati jika menemui jalur semacam ini karena merupakan habitat kendaraannya.
Salah satu aspek yang paling mencolok dari SR-GT 200 adalah bantingan suspensinya empuk.
Jalanan kerikil atau sebatas polisi tidur bisa dilangkahi dengan nyaman. Getaran dari permukaan jalan memang masih terasa ke tubuh pengendara, tapi tidak kasar.
Untuk diketahui, suspensi depan SR-GT 200 menggunakan model teleskopik 33 mm dengan jarak travel 120 mm. Sementara itu suspensi belakang punya jarak travel 102 mm.
Kaki-kakinya dilengkapi ban Michelin Anakee Street dengan ukuran 14 inci di depan dan 13 inci di belakang.
Tipe ban dari Michelin ini boleh dibilang adalah “hybrid”. Artinya dirancang untuk menghadirkan performa yang baik di permukaan aspal dan kerikil.
Namun, jangan sampai kebablasan! Sebab tim Carmudi sempat membawa SR-GT 200 sampai menginjak rute tanah yang basah.
Di atas permukaan semacam itu cengkraman ban tersebut mulai berkurang sampai akhirnya selip.
Kenikmatan blusukan dengan skuter matik ini juga tak lepas dari ground clearance-nya yang jangkung. Selama percobaan beberapa hari dengan motor ini, sama sekali tidak ada pengalaman bagian bawah kendaraan mentok permukaan jalan.
Tetap Percaya Diri di Perkotaan
Seperti dijelaskan sebelumnya, kami menjuluki skuter matik ini anak kota yang jago blusukan.
SR-GT 200 membuktikkan bahwa motor tanpa gigi ini juga bisa diajak berpetualang dengan kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan.
Namun, kendaraan bermotor roda dua dengan format skuter matik sejatinya memang untuk perkotaan.
Ketika diajak berkomuter di perkotaan, SR-GT 200 pun tetap terasa relevan dengan situasi-situasi yang kerap dihadapi.
Misalnya saat butuh membawa banyak barang. Skuter matik ini memiliki bagasi besar di bawah joknya.
Dengan bentuknya yang panjang, bagasi tersebut bahkan muat untuk menampung sebuah tripod.
Di samping itu, SR-GT 2022 juga masih berusaha menjadi tunggangan yang hemat bahan bakar dengan adanya fitur idling start stop system.
Dari percobaan yang telah dilakukan, skuter matik ini memiliki tingkat konsumsi bahan bakar sekitar 34,6 km per liter.
Ketika digunakan di lingkungan urban artinya SR-GT 200 juga akan menghadapi ruang yang terbatas. Baik itu kemacetan lalu lintas atau tempat parkir sempit.
Dimensi SR-GT 200 itu sendiri lebih kompak dibandingkan rival-rivalnya. Kendaraan ini memiliki panjang 1.920 mm dan lebar 765 mm.
Hal itu membuatnya cukup mudah bergerak di ruang-ruang yang sempit. Termasuk ketika harus dipindah-pindah saat parkir.
Namun, ada catatan kecil untuk hal itu. Berdasarkan pengalaman langsung, behel belakang SR-GT 200 tidaklah kokoh sebagaimana milik motor kebanyakan.
Jadi ada kesan ringkih saat mengangkat atau memindahkan skuter matik ini.
Cek ulasan kami tentang konsumsi BBM Aprilia SR-GT 200 di sini.
Kesimpulan Review Aprilia SR-GT 200
Pada akhirnya SR-GT 200 menjadi skuter matik yang menarik untuk dimiliki. Unit yang Carmudi coba merupakan varian standar yang dijual Rp60 juta.
Selain itu masih ada varian SR-GT 200 Sport yang punya harga Rp61,5 juta. Keduanya merupakan harga on the road Jadetabek.
Skuter matik ini menggendong mesin 174 cc, 1-silinder yang bisa menghasilkan tenaga tertinggi 17,4 hp dan torsi puncak 16,5 Nm.
Tenaganya boleh jadi kalah dibandingkan rival. Namun, karakteristik “dua alam” dari produk ini pasti memiliki kalangan penggemarnya sendiri.
Penulis: Mada Prastya
Editor: Dimas