Mobil

Mobil Listrik Tanpa Pakai Alternator, Bagaimana Pengisian Akinya?

Perbedaan aki basah dan kering

Perbedaan aki basah dan kering

Jakarta – Mobil listrik sejatinya tidak memakai alternator. Lalu, bagaimana pengisian aki pada mobil listrik ini ya?

Alternator sendiri merupakan komponen yang mengubah tenaga kinetik menjadi tenaga listrik. Pada mobil konvensional, komponen inilah yang berfungsi mengisi aki pada saat mobil menyala.

Nah, pada mobil listrik itu ternyata pengisian akinya terdapat pada DC to DC converter. Sehingga pada mobil listrik tidak terdapat alternator, melainkan DC to DC untuk mengisi aki.

Aki pada mobil listrik tetap diperlukan untuk memfungsikan komponen tegangan listrik rendah (low voltage). “Aki itu masih dipakai untuk menyalakan komponen yang masih meminta tegangan rendah,” buka Bonar Pakpahan, Assistant Manager of Product Planning PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) kepada Carmudi, Rabu (27/1/2021).

Komponen yang dimaksud adalah cluster panel, audio, lampu-lampu yang masih memakai tegangan 12 volt. Karena komponen tersebut jika memakai arus dari baterai utama (high voltage) maka bisa dipastikan komponen tersebut akan langsung rusak seketika.

Tukar Tambah mobil

Lexus UX 300e jadi mobil listrik pertama dari Lexus (Foto: Toyota)

Alasan itulah yang membuat kenapa mobil listrik masih membutuhkan aki. “Karena masih ada komponen di dalam mobil yang memerluan tegangan rendah,” sambungnya sembari menegaskan.

Baca juga

Komponen Pengisian Aki Mobil Listrik

Bonar mengatakan untuk mengisi aki pada mobil listrik dibutuhkan DC to DC converter. “Kan ini sama-sama arus searah. Cuma yang satu voltase tinggi (high voltage) nah ini dikonversi menjadi voltase rendah (low voltage),” katanya.

Pengisian akan dilakukan secara otomatis. “Jadi kalau ada indikasi aki bakal melemah, dia bakal di cas dari baterai utama melalui DC to DC converter baru masuk ke aki. Kalau di mobil biasa itu alternator, di mobil listrik kan tidak ada alternator,” ujar Bonar.

Aki yang digunakan pada mobil listrik Hyundai diakui memakai voltase 12 volt. Lalu, bagaimana jika voltase pada aki tersebut diganti dengan yang lebih besar?

“Efeknya sejauh ini saya belum mengetahui hal ini. Mungkin satu ini bisa menjadi pertanyaan kedepannya,” pungkas Bonar. Era mobil listrik menjadi sebenarnya menjadi bahasan yang cukup menarik.

Karena akan ada banyak hal atau informasi baru yang bisa dikulik dan didapatkan. Sebab mobil listrik di Indonesia masih dianggap baru dan menjadi hal yang tabu dibanding mobil konvensional.

Penulis: Rizen

Editor: Lesmana

Rizen Panji

Pikirannya selalu dipenuhi oleh mobil buatan Jerman, Swedia, dan Prancis dengan tahun produksi di bawah 2000. Jangan lupa, mesin yang bersemayam di dalam kap mesin tentunya harus 6 silinder guna memompa adrenalin ketika dikendarai. It's not about the miles per gallon, but it's about the smiles per gallon

Related Posts