Menanti Hilangnya ‘Uang Kovensional’ di Gerbang Tol
Jakarta – Sekarang kita sudah sering menemukan banyaknya Gerbang Tol Otomatis (GTO) disetiap pintu tol. Untuk dapat mengakses gerbang tol ini dibutuhkan kartu tol khusus.
Fisiknya berbentuk kartu elektrik yang cara kerjanya hanya tinggal tap pada mesin dan gerbang akan terbuka.
Saat ini kartu elektrik telah dikeluarkan oleh pihak Jasa Marga yang dinamakan e-toll.
Namun sudah ada kerjasama dengan pihak bank BUMN seperti Mandiri, BNI, BRI, dan BTN. Dan semua juga mengeluarkan edisi kartu tol dengan nama sesuai perusahaan masing-masing.
Sistem kerja yang dilakukan memang terlihat cukup efektif dengan adanya Gerbang Tol Otomatis (GTO) ini.
Para pengguna jalan bebas hambatan pun tak perlu berlama-lama mengantre untuk membayar tarif tol. Tapi tidak semua pengguna jalan memiliki kartu tol ini.
Lantas yang menjadi menarik adalah, sistem Gerbang Tol Otomatis (GTO) ini akan diberlakukan serentak per-tanggal 31 Oktober.
Infrastruktur Pendukung Harus Memudahkan Pengguna Mobil
Jika memang benar kebijakan sistem GTO ini akan diberlakukan serentak di semua pintu tol, Apakah infrastruktur telah memadai?
Sebab jika ditinjau lebih lanjut, masih ada kekurangan yang belum dapat terselesaikan. Contoh kasus, saat kita tap kartu pada mesin GTO ternyata saldo tidak mencukupi. Belum ada solusi pasti untuk permasalahan ini.
Permasalahan ini seakan diamini oleh Sofian, Kepala Gerbang Tol Bogor, ia mengatakan “ya selama ini sih memang banyak masalah kaya gitu, paling solusinya pinjem kartu yang dibelakangnya, tapi itu kan bukan solusi cuma karena keadaan emergency aja”.
Belum lagi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada saat ini akan diapakan ketika semua gerbang tol menjadi GTO?
“Nanti sih rencananya 3 GTO akan dijaga sama satu orang. Namun bisa dipastikan kalau tidak akan ada PHK”.
Jadi apakah tanggal 31 Oktober 2017 nanti benar akan diberlakukan GTO di semua pintu tol? Akankah efektif jika kebijakan ini diberlakukan?
Penulis: Rezky Amelia