Hindari Memakai Jaket Terbalik Saat Mengendarai Motor, Banyak Risiko
Kuala Lumpur – Jaket menjadi salah satu perlengkapan yang umum digunakan bikers saat berkendara. Namun demikian, beberapa bikers hanya sekenanya saja saat mengendarai motor, bahkan masih ada dari mereka yang memakai jaket terbalik.
Supaya praktis dan cepat, mereka langsung memakai jaket dengan bagian punggung di depan dan resleting penutup di belakang. Pastinya, cara memakai jaket seperti ini tidak akan menutup bagian resletingnya. Perlu Anda ketahui, cara memakai jaket seperti ini mengundang bahaya.
Sebagaimana dikutip Paultan, jaket yang terbalik paling rawan bila terkena angin. Hembusan angin yang kencang dari bagian depan membuat jaket berkibar-kibar. Hal yang paling berbahaya, saat kerah atau bagian jaket lantas menutupi pandangan.
Menurut kesaksian pengguna Facebook bernama Zairul Ezam dari Malaysia, dia menceritakan bila seorang seniornya ketika SMP mengalami kecelakaan akibat memakai jaket tidak semestinya. Hembusan angin yang kencang membuat jaket menutup pandangan ketika sedang mendahului. Akibatnya, ia terjatuh dan masuk kolong truk.
Risiko lainnya dengan cara berpakaian seperti ini membuat jaket tersangkut di spion atau bagian mobil ketika motor selap-selip di kemacetan. Sejak saat itu, Zairul telah mencoba memberi saran kepada pengendara sepeda motor untuk mengenakan jaket mereka dengan cara yang benar.
Rupanya cara berpakaian yang asal-asalan masih banyak dilakukan pemotor di Negeri Jiran. Masih banyak bikers yang memakai riding gears ala kadarnya, atau bahkan tidak memakai perlengkapan berkendara sama sekali.
Di negara tropis seperti Malaysia ataupun Indonesia, perlengkapan berkendara seperti jaket, sarung tangan, celana panjang, hingga helm dianggap kurang nyaman. Pemotor masih lebih nyaman berkendara hanya dengan memakai t-shirt dan celana pendek. Kaki hanya memakai sendal jepit sebagai alasnya dan tangan dibiarkan telanjang.
Kesadaran Keselamatan Saat Mengendarai Motor
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pengendara sepeda motor yang memiliki sikap tidak peduli terhadap perlengkapan berkendara yang tepat. Masih banyak ditemui pemotor memakai helm plastik murahan yang sudah kadaluarsa dan sangat lama, dengan tali dagu berjumbai tidak dikaitkan.
Kecerobohan pengendara bermuara pada kurangnya pendidikan pengendara dan yang lebih penting lagi, sikap dan persepsi pengendara terhadap keselamatan. Bila terjadi insiden, mereka lebih memilih untuk menyalahkan pihak lain, biasanya kepada seorang sopir saat terjadi berhadapan dengan mobil. (dna)