Karena Infrastruktur Mitsubishi i-MiEV Belum Layak Dipasarkan di Indonesia
Jakarta – Beberapa Agen Pemegang Merek (APM) yang ada di Indonesia sudah punya jagoan mobil listrik yang nantinya akan dipasarkan. Diantaranya Mitsubishi yang akan menjual SUV Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) Oktober mendatang.
Tak hanya Outlander PHEV, Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKSI) juga masih punya kendaraan listrik murni yaitu city car compact i-MiEV. Namun sayangnya mobil listrik dengan bodi mungil ini masih belum di jual. Meskipun sering dipamerkan di beberapa event, yang terakhir ada di Indonesia Electric Motor Show 2019 beberapa hari lalu.
“Belum ada rencana untuk dijual. Kami melihat di Indonesia masih ada keterbatasan, masih banyak ketidakpastiannya, infrastruktur juga belum ada,” kata Irwan Kuncoro, selaku Direktur Penjualan dan Pemasaran MMKSI beberapa waktu lalu (4/9).Sangat wajar bila Irwan mengungkapkan hal demikian, pasalnya bila ketersediaan infrastruktur seperti stasiun pengecasan kendaraan listrik masih belum banyak tersedia di Indonesia. Apalagi Irwan juga menambahkan masalah penjelasan insentif masih abu-abu. Meskipun Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Kendaraan Bermotor Listrik sudah keluar.
“Mangkanya kita lebih menawarkan model SUV yaitu Outlander PHEV, menurut pertimbangan kami ini lebih cocok untuk medan di Indonesia. Dan ini Plug-in Hybrid Electric Vehicle,” ujarnya.
Fokus Development Model SUV
Menurut Irwan saat ini fokus development Mitsubsihi secara global adalah model SUV dan elektrifikasi kendaraan. Langkah tersebut diambil terkait kebijakan global Mitsubisihi Motors. Di mana kendaraan SUV telah menjadi rencana strategis perusahaan di masa depan bersamaan kendaraan listrik.
“Bisa dilihat dari kendaraan konsep yang kami tampilkan di pameran-pameran kami menghadirkan e-Evolution. Jadi memang direction-nya lebih ke arah SUV,” katanya.
Kalau iMiEV, pihaknya belum akan menjual di Indonesia. Ini karena mobil tersebut full elektrik, dibutuhkan infrastruktur untuk menunjang kehadiran mobil ini. Alasan lain yaitu masalah insentif untuk kendaraan listrik belum keluar. Bila dijual di Indonesia harganya akan lebih mahal.
“Di masa transisi seperti sekarang, model kendaraan listrik yang cocok di Indonesia adalah PHEV. Untuk model mobil full listrik masih butuh waktu. Model ini membutuhkan infrastruktur terkait stasiun pengisian baterai,” ujarnya.
Kita lihat saja keseriusan pemerintah dalam mendorong lengkapnya infrastruktur yang dibangun untuk kendaraan listrik. Masih banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat ini jadi nyata.
Penulis: Dony
Editor: Lesmana