Jelang KTT G20, Polri Imbau Warga Bali Tidak Parkir di Pinggir Jalan
Jakarta — Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi mengimbau masyarakat Bali agar tidak memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan saat gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15—16 November 2022.
KTT G20 merupakan forum kerja sama 20 negara ekonomi utama dunia yang fokus pada kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan, termasuk di negara-negara kecil dan miskin.
Dikutip dari situs web NTMC Polri, Firman menyampaikan bahwa ada hal yang dihadapi menjelang KTT G20, yakni beberapa ruas jalan di Bali yang tidak cukup lebar.
Oleh karena itu, ia berharap masyarakat Bali tidak parkir di pinggir jalan.
Selain itu, Polri akan memberlakukan sistem buka tutup sementara untuk mengatasi masalah ini.
“Sistem ini akan dilakukan di jalan-jalan tertentu,” ujar Firman.
Di sisi lain, Firman menyampaikan pihaknya akan melibatkan Pemda serta masyarakat dalam usaha melancarkan lalu lintas selama KTT G20 berlangsung nanti, mulai dari venue, bandara, hingga tempat pimpinan negara menginap.
“Bukan mengorbankan masyarakat, dalam hal ini, kami berusaha membuat tamu G20 nyaman dalam melakukan kegiatan di konferensi tersebut,” ujarnya.
Ia juga mengatakan keberhasilan suatu operasi karena ada keterlibatan aktif dari semua stakeholder, termasuk masyarakat.
Menurutnya, masyarakat yang terlibat berperan besar saat jalan jadi nyaman dilalui terkait KTT G20.
“Bagaimana masyarakat ikut menyiapkan kegiatan ini adalah dengan tidak memarkirkan kendaraan di pinggir jalan,” terang Firman.
Turut Manfaatkan Kendaraan Listrik dan ETLE
Firman turut mengatakan pihaknya terus menyiapkan pengamanan dalam pergelaran KTT G20 di Bali. Pengamanan ini akan jadi operasi terpusat yang melibatkan banyak stakeholder.
Operasi ini disiapkan mulai dari kegiatan bersifat preventif seperti penjagaan, pengaturan, mencadangkan kegiatan yang bersifat kontingensi, hingga penanggulangan bencana.
Selain itu, Polri juga akan memanfaatkan kendaraan listrik baik roda dua maupun roda 4, serta ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) secara koordinatif dan kolaboratif untuk memantau setiap wilayah.
“Ini merupakan satu langkah besar untuk menangani lalu lintas,” tutup Firman.
Penulis: Nadya Andari
Editor: Dimas