Berita Event Mobil Sumber informasi

26 Tim Mahasiswa Indonesia Turun di Ajang Kreasi Mobil Paling Hemat Energi Se-Asia

Shell Eco-Marathon 2017

Peserta Shell Eco-Marathon 2016 yang berlangsung di Malaysia. Foto/Carmudi Indonesia

Jakarta – Kompetisi yang menantang tim mahasiswa berbagai negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah untuk mendesain, membangun, dan mengendarai kendaraan paling hemat energi di dunia, Shell Eco-Marathon 2017 akan berlangsung di Singapura.

Ini adalah kali pertama Shell Eco-Marathon (SEM) berlangsung di negara berlambang Singa. Sebelumnya ajang ini digelar di Malaysia (2010–2013) dan Filipina (2014-2016).

Digelar pada 16-19 Maret 2017 mendatang, kompetisi adu kreasi mobil hemat energi ini berlangsung di Changi Exhibition Center, Singapura.

Sebagai tuan rumah, Singapura membalut kompetisi ini dengan sebuah konsep festival bertajuk Make The Future Singapore 2017 (MTFS). Disini akan lahir berbagai gagasan dan inovasi seputar tantangan energi global untuk menghasilkan lebih banyak energi bersih dan rendah CO2.

26 Tim Mahasiswa Indonesia Ambil Bagian di Ajang Shell Eco-Marathon Asia 2017

Shell Eco-Marathon 2017

Peserta Shell Eco-Marathon beraksi dengan kendaraan kreasinya. Foto/Carmudi Indonesia

Kejutan pelaksanaan SEM 2017 yang berlangsung di Singapura, Indonesia sebagai langganan juara menurunkan cukup banyak peserta. Tercatat ada 26 tim mahasiswa dari 19 perguruan tinggi di delapan propinsi akan mewakili Indonesia di ajang tersebut.

Tim-tim mahasiswa Indonesia ini merupakan tim-tim yang sudah pernah turun di ajang sebelumnya sejak 2010. Beberapa diantaranya yakni tim Nakoela/Sadewa dari Universitas Indonesia (UI) serta Tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang menjadi juara pada SEM Asia Manila 2016 dan tim Batavia Gasoline dan Batavia Generation dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

“Kami senang melihat antusiasme yang semakin tinggi dari mahasiswa Indonesia di ajang SEM Asia ke-delapan ini. Partisipasi ini bukti konsistensi keterlibatan generasi muda Indonesia dalam membantu dunia menghadapi tantangan energi masa depan,” ucap Darwin Silalahi, Country Chairman dan Presiden Direktur PT Shell Indonesia, Jumat (10/3).

Harapannya melalui event Make The Future Singapore 2017 ini, gagasan gagasan cemerlang milik para mahasiswa Indonesia dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk membuka berbagai potensi menjadi solusi nyata untuk Indonesia, Asia serta dunia yang lebih luas.

Profil Tim Peserta Shell Eco-Marathon 2017 Asal Indonesia

Tim Bumi Siliwangi (Bandung)

Shell Eco-Marathon 2017

Tim Bumi Siliwangi Bandung peserta SEM 2017. Foto/Carmudi Indonesia

Di ajang SEM 2017, tim Bumi Siliwangi mengirimkan dua tim mahasiswanya, yaitu tim mobil Protoype dan tim mobil Urban Concept kategori baterai elektrik, yang masing-masing diwakili tim Bumi Siliwangi Team 1 dan Tim Bumi Siliwangi Team 4.

Manager tim Bumi Siliwangi Team 4, Ramdhani, menyebutkan tahun ini mereka menyiapkan mobil baru untuk berlaga di Shell Eco-Marathon 2017. “Kami fokus pada bagaimana membuat mobil baru ini lebih ringan dan bisa mencapai jarak terjauh per kilowatt hour-nya.”

Bobot mobil baru turun sebesar 6 kilogram dibanding mobil sebelumnya yang dibawa ke Maranello, Italia, awal Desember lalu. “Kami membuat mobil baru lagi, kerangka baru, desain baru. Semua kami usahakan untuk dapat merangkum semua masukan yang kami terima saat di markas besar Ferrari. Terutama masukan mengenai composite dan bentuk aerodinamika dari body mobil,” ucapnya.

Target tahun ini, Tim Bumi Siliwangi Team 4 mengharapkan mobil baru mereka bisa dipacu lebih jauh dibandingkan saat pencapaian di SEM Asia, Manila 2016 lalu.

Tim U.A.R.T G-UV, ITN (Malang)

Shell Eco-Marathon 2017

Tim Mahasiswa ITN Malang jadi salah satu peserta SEM 2017. Foto/Carmudi Indonesia

Tim asal kota Malang ini menjadi tim mahasiswa ketiga dari kota Apel yang mengikuti ajang kompetisi SEM Asia. Sebelumnya, Malang sudah pernah diwakili dua tim mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Brawijaya.

Menurut Annisatul Karimah, manager tim UARTG-UV, penampilannya kali ini masih harus banyak belajar dari tim lainnya.

“Kami baru mulai membangun mobil setelah proses pendaftaran SEM Asia 2017 pada tahun 2016 lalu dan mobil ini baru selesai Februari 2017. Kami belum fokus kepada target jarak, tapi lebih fokus pada bagaimana mobil ini bisa melaju dengan baik saat di Singapura nanti,” tuturnya.

Lebih jauh Annisatul menjelaskan timnya memilih konsep mobil prototype berbahan bakar gasoline. Mobil baru ini memiliki ide dan gagasan dari pengalaman membuat prototype gasoline sejak tahun 2014. “Kami harapkan mobil ini bisa memberikan hasil yang maksimal di ajang Shell Eco-Marathon 2017 di Singapura nanti.”

Tim WASAKA, Universitas Lambung Mangkurat (Kalsel)

Shell Eco-Marathon 2017

Tim Wasaka peserta Shell Eco-Marathon 2017 di Singapura. Foto/Carmudi Indonesia

Kalimantan juga merupakan propinsi yang menghasilkan tim mahasiswa berpotensi menciptakan mobil masa depan yang hemat energi. Setelah Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP), kini hadir tim Wasaka dari Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, sebagai tim pendatang baru.

Sama seperti tim mahasiswa Malang, WASAKA sebagai peserta baru juga tidak berani memasang target tinggi. Tetapi mereka optimis dapat ikut berkompetisi dalam ajang yang ketat ini.

Semoga perwakilan Indonesia bisa kembali mengukir sejarah di ajang Shell Eco-Marathon tahun ini. (Zie)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts