Fleksibel Urusan Sumber Tenaga, Teknologi PHEV Jaecoo Solusi “Range Anxiety”

Jakarta — Jaecoo Indonesia mengandalkan teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) untuk produk perdananya di Tanah Air yang bernama J7 SHS.
Agak berbeda dibandingkan merek China lain yang kebanyakan masuk dengan Battery Electric Vehicle (BEV) alias mobil listrik murni.
Hal ini pun menuntut adanya edukasi yang lebih besar kepada calon konsumen mengenai PHEV walau sejatinya bukanlah teknologi yang sepenuhnya baru, tapi memang pilihan produk semacam itu sangat terbatas di Indonesia.
“Ini market yang sangat niche tapi potensinya besar sekali. Ketika konsumen makin paham apa itu teknologi plug-in hybrid, mereka benar-benar merasa ini yang dibutuhkan sama mereka,” kata Evan Angganantika, Head of Marketing, Jaecoo Indonesia, Kamis (20/3/2024) di Jakarta.
Baca juga: Jaecoo Dorong Pemasaran J7 Lewat Roadshow Mall
Ia melihat ada beberapa konsumen J7 SHS yang sebelumnya sudah memiliki BEV, tapi ingin bebas dari range anxiety atau kekhawatiran kehabisan daya listrik sebelum mencapai charging station atau tujuan.
Sebabnya PHEV memungkinkan pengguna untuk memilih antara melakukan pengecasan atau mengisi bensin seperti mobil biasa.
“Plug-in hybrid itu sangat fleksibel, tapi tidak kehilangan experience EV-nya. Itu yang mereka ingin dapatkan,” katanya.
Bisa-Bisa Hanya Menggunakan Tenaga Listrik Sehari-hari
Menurut Evan, ketika kondisi baterainya penuh maka J7 SHS bisa melaju hanya dengan tenaga listrik hingga jarak yang cukup jauh.
“Dari kita mencoba ke Bali kemarin, start di awalnya itu pure EV, enggak boleh pakai mode PHEV-nya. Itu mencapai 120 bahkan ada yang lebih 130 km. Itu cukup mengejutkan karena sebelumnya saya mengklaim 90 km saja,” ujarnya.
Melihat hal itu, ia menilai nantinya konsumen mungkin saja hanya menggunakan tenaga listrik untuk penggunaan sehari-hari. Sedangkan bahan bakar yang ada di tangki baru terpakai seandainya melakukan perjalanan jarak jauh ke luar kota.
“Konsumen akan men-treat ini seperti EV kalau kita rumahnya enggak terlalu jauh, kita PP sehari rumah katakanlah 40-60 km, sebenarnya kalau dia punya wall charging seperti ini, dia pulang kantor dia ngecas, mungkin gasoline-nya hampir enggak terpakai, kecuali weekend dia keluar kota sama keluarga,” sambung Evan.
Sambutan positif dari konsumen itu terlihat dari jumlah pemesanan yang masuk telah mencapai sekitar 600 unit. Sebanyak 80 persen dari total itu adalah J7 SHS.
Sebagai informasi, J7 untuk pasar Indonesia juga tersedia dalam pilihan varian yang menggunakan mesin biasa berkapasitas 1.600 cc turbo. Sementara itu untuk varian J7 SHS menggunakan mesin 1.500 cc turbo.
Sedangkan SHS itu sendiri adalah singkatan dari Super Hybrid Sistem yang merupakan sebutan Jaecoo untuk teknologi PHEV miliknya.
Baca juga: Jaecoo J7 Goda Konsumen Lewat Efisiensi Sistem Plug-in Hybrid
Penulis: Mada Prastya
Editor: Santo Sirait