Chery Klaim Jadi Perusahaan Pertama yang Akan Produksi Baterai Solid-state 1 GWh
Wuhu – Chery mengklaim akan menjadi perusahaan pertama di dunia yang memproduksi baterai solid-state dengan kapasitas 1 GWh di Wuhu, Provinsi Anhui, China.
Dalam pernyataannya, Chery mengaku saat ini sedang menyiapkan pabrik baru yang akan memproduksi baterai tersebut.
Menurut laporan Car News China, Rabu (20/11/2024), Chery menyiapkan lahan seluas 100 ribu meter persegi untuk dijadikan kawasan industri baterai solid-state.
Perusahaan tersebut akan mengembangkan baterai solid-state bersama dengan Anhui Anwa New Energy Co., Ltd dan Wuhu Economic and Technological Development Zone.
Anhui Anwa New Energy Co., Ltd sendiri merupakan perusahaan baru yang didirikan pada 2020 silam dan dimiliki oleh Chery Holdings Group.
Dalam laporan, lokasi pabrik baterai ini juga turut dilengkapi dengan pusat research and development (r&d) berkapasitas 5 GWh.
Baca juga: China Investasi Rp6,1 Triliun Kembangkan Baterai Solid-State
Pabrik tersebut juga akan dibekali dengan jalur produksi otomatis yang sangat terintegrasi dengan kapasitas desain sebesar 1,25 GWh.
Jika pabrik sudah beroperasi, maka akan menjadi jalur produksi baterai solid-state baru dengan tingkat GWh pertama di dunia.
Gao Lixin, General Manager Anhui Anwa New Energy Technology Co., Ltd mengatakan baterai solid-state Chery ini lebih ramah lingkungan dengan kepadatan energi yang ditingkatkan.
“Dibandingkan baterai konvensional, baterai solid-state lebih aman, lebih ramah lingkungan, dan kepadatan energi akan ditingkatkan,” ujarnya.
Lini produksinya sendiri diprediksi akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan, atau di awal 2025.
Kepadatan energi baterai solid-state generasi pertama yang dibuat Chery diklaim akan melebihi 280 Wh/kg.
Baca juga: Banyak Kasus Terbakar, Hyundai Pastikan Baterai Aman
Sementara generasi kedua baterai tersebut akan diluncurkan pada 2025 dan memiliki kepadatan energi lebih dari 400 Wh/kg atau naik hampir dua kali lipat.
Lalu pada 2027 Chery juga berencana untuk meluncurkan baterai solid-state generasi ketiga dengan kepadatan energi mencapai 500 Wh/kg.
Menurut Anwa, perusahaan ini dapat mempersingkat proses produksi baterai dari 11 langkah hanya menjadi 5 langkah saja.
Beberapa langkah yang dihilangkan seperti baking, compaction, slitting, die-cutting, drying, dan liquid injection.
Dalam proses ini juga akan melibatkan produksi kering elektroda positif dan juga negatif yang berdampak pengurangan investasi aset tetap sebesar 30 persen dan pengurangan konsumsi energi untuk produksi sebesar 20 persen.
Baterai Solid-state Digalakkan Pemerintah China
Sebelumnya pada Juni 2024 lalu, pemerintah China dikabarkan tengah memikirkan investasi senilai 830 juta dolar AS atau setara Rp6,1 triliun guna mengembangkan baterai solid-state.
Inisiatif yang didukung pemerintah ini juga turut dipelopori oleh beberapa perusahaan kendaraan listrik terkemuka di China.
Beberapa di antaranya seperti CATL, BYD, FAW, SAIC, WeLion, dan Geely yang sebelumnya dilaporkan belum pernah melakukan kerja sama seperti ini.
Para raksasa industri ini nantinya akan berkolaborasi dalam pengembangan teknologi baterai solid-state yang inovatif dengan pendekatan seperti polimer dan sulfida.
Investasi besar ini mencerminkan pengakuan China atas potensi besar dari baterai solid-state yang diklaim lebih baik.
Baca juga: Gandeng CATL, GM Kembangkan Baterai LFP 6C Pertama di China
Teknologi ini menawarkan kepadatan energi yang lebih tinggi serta keamanan yang lebih ditingkatkan dengan biaya lebih rendah dibanding baterai lithium.
Dengan semakin gencarnya investasi berbagai negara di seluruh dunia, China ingin tetap mempertahankan posisi terdepannya di pasar kendaraan listrik.
Langkah ini diharapkan bisa merangsang investasi lebih lanjut dari perusahaan-perusahaan di seluruh rantai industri yang berpotensi menciptakan pasar senilai triliunan Renminbi (RMB).
Adanya lonjakan investasi ini diprediksi bisa mendorong transisi global menuju pembangunan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Beberapa waktu lalu merek asal China, Nio menjajaki teknologi baterai semi solid-state 150-kWh yang diperkenalkan pada sedan ET7 milik mereka.
Sayangnya tingginya biaya teknologi canggih ini dinilai masih menjadi masalah besar menurut pihak Nio.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Santo Sirait