Adira Finance Kedepankan Cara Persuasif Hadapi Debitur Membandel
Jakarta – Kondisi ekonomi nasional yang belum sepenuhnya stabil berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Untuk leasing kendaraan bermotor, situasi seperti ini mengakibatkan bertambahnya angka kredit macet nasabah, termasuk di Adira Finance. Banyak dari mereka kesulitan membayar cicilan kendaraan bermotor.
Bahkan, debitur yang membandel biasanya enggan melanjutkan pembayaran tenor yang tersisa. Untuk menghadapi orang seperti ini, beberapa perusahaan memanfaatkan jasa penagih utang untuk menekan debitur supaya membayar tunggakannya.
Cara berbeda dilakukan oleh Adira Finance. Melihat situasi yang ada, perusahaan pembiayaan ini berusaha tetap persuasif kepada debitur nakal. Perusahaan yang menjadi bagian dari Bank Danamon ini punya beberapa mekanisme menghadapi kredit macet para nasabahnya.
“Jadi kita bikin sistem, cara kerja, teknologi, yang memperlakukan orang sesuai standar kita. Prosesnya sudah ada, misalnya diingatkan sebelum jatuh tempo dan disiapkan untuk bayar ditempat. Kalaupun ada masalah, mungkin dikasih restructuring. Ada banyak resolusi karena untuk bisnis lama (jangka panjang), bukan sekali,” ujar I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance, Selasa (13/11).
Made mengakui bila perusahaan pembiayaan seperti Adira Finance ini dari sisi core business sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan industri kendaraan bermotor. Apabila pertumbuhannya melemah maka perusahaan pembiayaan jadi salah satu pihak yang bakal merasakan dampak yang paling besar.
“Kalau industri kendaraan kenceng (pertumbuhannya), kita dapat manfaat. Sebaliknya, kalau industri otomotif itu ngerem, kita pasti terdampak. Karena, core bisnis kita kendaraan baru,” jelas Made.
Ia pun menyoroti soal program DP 0% yang digaungkan pemerintah untuk stimulus penjualan kendaraan bermotor yang lesu. Menurutnya, program ini hanya bisa dilakukan apabila calon nasabah punya latar belakang ekonomi yang sehat.
Adira Finance Selektif Berikan DP 0% Kepada Nasabah
Menurut Made, penerima program DP 0% ini tidak bisa sembarangan demi menghindari terjadinya kredit macet. Untuk nasabah perorangan, penerima program DP 0% ini sebaiknya mendapat jaminan dari perusahaan tempatnya bekerja.
“Bukan hanya DP yang penting, kemampuan membayar jauh lebih penting. Bisa saja ada DP 0% kalau kita yakin ada kemampuan lain untuk membayar. Contohnya, orang itu dijamin oleh perusahaannya, dipotong gajinya dan perusahaan bagus,” jelasnya. (dna)