Kendaraan Otonom Bakal Diterapkan di Ibu Kota Baru, Ini Keunggulannya
Jakarta – Sejalan dengan konsep Ibu Kota Negara yang baru, yakni smart, green, dan sustainable city, maka wacana transportasi massal berbasis kendaraan otonom (Autonomous Vehicle) atau tanpa pengemudi pun muncul.
Pengaplikasian kendaraan tanpa pengemudi di Ibu Kota baru bukan tanpa alasan.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebutkan ada sejumlah keunggulan jika menggunakan kendaraan otonom dibandingkan kendaraan konvensional.
Mengutip penelitian dari McKinsey Global Institute dan TU Delf Research In Electric And Automated Transport 2019, Menhub Budi mengatakan bahwa kendaraan otonom dapat mengurangi emisi karbon.
Selain itu kendaraan otonom bisa mengurangi kemacetan, konsumsi bahan bakar hingga 15%, dan menurunkan tingkat kecelakaan di jalan raya hingga 40%.
Kendaraan ini juga diyakini memiliki kepastian dan ketepatan waktu.
Menhub juga menuturkan, sejak 2017 Indonesia sudah menerapkan konsep transportasi publik tanpa pengemudi, yaitu Kalayang Sky Train di Bandara Soekarno Hatta.
Kereta otomatis ini dapat digunakan oleh pengguna jasa bandara untuk melakukan perpindahan antar ketiga terminal penumpang di bandara.
“Automatic Rail Transport (ART) dapat menjadi moda transportasi pilihan bagi ibu kota baru karena aman, andal, dan sangat tepat waktu,” ungkapnya.
Mendorong Perguruan Tinggi Mengembangakan Kendaraan Otonom
Demi mewujudkan rencana tersebut, Menhub Budi mendorong perguruan tinggi untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan kendaraan otonom.
“Kami melihat bahwa pengembangan kendaraan otonom sangat erat kaitannya dengan konsep ibu kota baru dan ke depannya dan kami jadikan ini sebagai dasar membangun sistem transportasinya. Ini merupakan wajah baru transportasi Indonesia”, tutur Menhub.
Menhub menambahkan Indonesia memiliki pasar industri otomotif yang sangat besar. Diprediksi dalam 5 hingga 10 tahun mendatang penjualan kendaraan bermotor nir-kemudi bisa mengungguli mobil konvensional saat ini.
Menhub pun mengapresiasi ITB yang telah menyadari potensi dari kendaraan tanpa pengemudi dan mulai melakukan penelitian dan pengembangannya.
“Kami membutuhkan paradigma baru untuk memastikan transportasi yang efisien di Ibu Kota Baru. Untuk itu, partisipasi dan inovasi dari perguruan tinggi seperti ITB, swasta dan pihak terkait lainnya sangat penting agar tujuan itu dapat terwujud,” tandasnya.
Penulis: Santo Sirait
Editor: Dimas
Baca Juga: